* Assalamu'allaikum warahmatullahi wabarakatuh
(¯`v´¯) Bismillahirrahmanirrahim....
“Sungguh, besarnya pahala tergantung besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum..Allah pasti mengujinya…." (HR Tirmidzi)
Kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang menuju sebuah kesempurnaan
keabadian. Dalam perjalanan panjang ini sudah dapat dipastikan tidak
mungkin akan lurus saja tanpa adanya
tikungan dan hambatan. Pastinya perjalanan ini sulit lagi berat.
Jalannya berliku, kadang menurun dan mendaki. Itulah ujian. Fitrah dari
sebuah kehidupan.
”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji
lagi?” (QS Al-Ankabuut: 2)
Setiap kali kita memasuki babak baru
kenaikan tingkat di sekolah atau di dunia kerja, pastinya ada tes atau
ujian yang harus kita lalui terlebih dahulu. Ujian tersebut bisa berupa
tulisan maupun lisan yang pastinya akan menyita banyak tenaga dan
pikiran kita. Belajar, bekerja, berpikir bagaimana agar dapat melaluinya
dan mendapatkan hasil terbaik guna kelancaran sekolah atau pekerjaan.
Maka begitu pula dengan kehidupan ini. Di tiap fasenya ada ujian-ujian
yang harus kita lalui sebagai syarat kenaikan tingkat untuk mencapai
derajat taqwa yang lebih tinggi lagi.
Ujian tentunya bertingkat
sesuai dengan kualitas iman seseorang. Semakin tinggi tingkatan
imannya, semakin berat pula ujiannya. Sebaliknya, rendahnya tingkatan
iman seseorang, tentu saja ujiannya pun akan lebih ringan. Dalam hal ini
Rasulullah saw pernah menggambarkan tingkatan ujian itu sebagai berikut
: ”Tingkat berat - ringannya ujian, disesuaikan dengan kedudukan
manusia itu sendiri. Orang yang paling berat menerima ujian adalah para
Nabi, kemudian orang yang lebih dekat derajatnya kepada mereka berurutan
secara bertingkat. Orang diuji menurut tingkat ketaatan kepada
agamanya. Jika ia sangat kukuh kuat dalam agamanya, diuji pula oleh
Allah sesuai dengan tingkat ketaatan kepada agamanya. Demikian bala dan
ujian itu senantiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan
berjalan dimuka bumi tanpa dosa apapun.” (HR. Tirmidzi)
Dalam
salah satu ayatnya, Allah juga berfirman: “Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Al Baqarah: 286).
Begitulah karakteristik ujian. Maka yakinlah bahwasannya ujian hanyalah
skenario yang dibuat oleh Allah untuk menyeleksi hamba-hamba-Nya.
Sebagai sebuah batu loncatan untuk menuju taraf keimanan yang lebih
tinggi lagi. Bahwasannya ujian merupakan cara Allah untuk mendewasakan
hamba-hambaNya. Maka yakinlah;
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh sesudah kesulitan itu ada kemudahan..”
SUBHANALLAH....!!!
Semoga bermanfaat,
Salam santun dan ukhuwah fillah ^__^